Ekonomi Kreatif Menurut Pemerintah dan Masayarakat

Selasa, 02 Juni 2009

Hari Kamis kemarin, 5 Maret 2009, saya diundang untuk menghadiri “The 4th Leaders Learning Forum (LLF)” yang temanya adalah “Success Stories of Creative Industry”. Rasanya akan cukup menarik mengulas Ekonomi Kreatif ini, karena momentum ini sangat bagus untuk mendorong berkembangnya profesi-profesi kreatif di Indonesia.

Istilah Ekonomi Kreatif pertama kali didengungkan oleh tokoh bernama John Howkins, penulis buku “Creative Economy, How People Make Money from Ideas”.

Dia seorang yang multiprofesi. Selain sebagai pembuat film dari Inggris, ia juga aktif menyuarakan ekonomi kreatif kepada pemerintah Inggris sehingga dia banyak terlibat dalam diskusi-diskusi pembentukan kebijakan ekonomi kreatif di kalangan pemerintahan negara-negara Eropa.

Menurut definisi Howkins, Ekonomi Kreatif adalah kegiatan ekonomi dimana input dan outputnya adalah Gagasan, hanya dengan modal gagasan, seseorang yang kreatif dapat memperoleh penghasilan yang sangat layak.

Dr. Richard Florida dalam bukunya “The Rise of Creative Class” dan “Cities and the Creative Class”, menyuarakan tentang industri kreatif dan kelas kreatif di masyarakat (Creative Class). Menurut Florida, “Seluruh umat manusia adalah kreatif, apakah ia seorang pekerja di pabrik kaca mata atau seorang remaja di gang senggol yang sedang membuat musik hip-hop. Namun perbedaanya adalah pada statusnya (kelasnya), karena ada individu-individu yang secara khusus bergelut di bidang kreatif (dan mendapat manfaat ekonomi secara langsung dari aktivitas tersebut). Tempat-tempat dan kota-kota yang mampu menciptakan produk-produk baru yang inovatif dan tercepat akan menjadi pemenang kompetisi di era ekonomi ini”.

Robert Lucas, pemenang Nobel dibidang Ekonomi, mengatakan bahwa kekuatan yang menggerakan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi kota atau daerah dapat dilihat dari tingkat produktivitas klaster orang orang bertalenta dan orang-orang kreatif atau manusia-manusia yang mengandalkan kemampuan ilmu pengetahuan yang ada pada dirinya.

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada pembukaaan Pameran Pekan Budaya Indonesia, juga tengah bersiap-siap menyambut era Ekonomi Kreatif ini, yang beliau sebut sebagai ekonomi gelombang ke-4. Ekonomi gelombang keempat merupakan kelanjutan dari ekonomi gelombang sebelumnya yang mengandalkan teknologi informasi sebagai ujung tombak. Keunggulan ekonomi gelombang baru ini adalah ekonomi yang menitikberatkan pada tiga aspek orientasi, yakni: kreativitas, budaya dan warisan budaya, serta lingkungan. Perhatikan bahwa KREATIVITAS akan menjadi pijakan utama dalam ekonomi gelombang baru ini.

Menteri Perdagangan RI, Dr Mari Elka Pangestu pada tahun 2006 sudah meluncurkan program Indonesia Design Power di jajaran Departemen Perdagangan RI, yaitu suatu program pemerintah yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk-produk Indonesia di pasar domestik maupun ekspor.

Ekonomi dan Kreatif, kedua hal ini bukanlah hal yang baru karena sejak dulu sudah dikenal. Yang baru adalah hubungan di antara keduanya yang kemudian menghasilkan penciptaan nilai ekonomi yang dahsyat dan menciptakan lapangan pekerjaan yang baru melalui eksplorasi HKI (Hak Kekayaan Intelektual). Keberadaan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dalam hubungan antarmanusia dan antarnegara merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri. HKI juga merupakan sesuatu yang given dan inheren dalam sebuah masyarakat industri atau yang sedang mengarah ke sana. Keberadaannya senantiasa mengikuti dinamika perkembangan masyarakat itu sendiri. Begitu pula halnya dengan masyarakat dan bangsa Indonesia yang mau tidak mau bersinggungan dan terlibat langsung dengan masalah HKI.

Secara umum Hak Kekayaan Intelektual dapat terbagi dalam dua kategori yaitu: Hak Cipta dan Hak Kekayaan Industri. Sedangkan Hak Kekayaan Industri meliputi Paten, Merek, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, Rahasia Dagang dan Varietas Tanaman.

Dari penelitian-penelitian statistik yang supercanggih di Amerika, mereka telah berhasil mengidentifikasi bahwa konsep-konsep dan gagasan kreatif adalah modal baru bagi perkonomian di negara-negara maju, yang ternyata ekonomi kreatif telah mampu menjadi sumber ekonomi yang tinggi.

Industri kreatif umumnya melahirkan inovasi-inovasi yang layak dipatenkan. Karenanya orang-orang yang bekerja di dunia penelitian sains dan teknologi, arsitek, desainer produk/mebel, desainer grafis, pemusik dan seniman adalah bagian dari keluarga besar ekonomi kreatif. Pergeseran orientasi ekonomi dunia dari ekonomi Fordist ke post-Fordist yang mengedepankan aset sumber daya manusia, telah menyebabkan persaingan luar biasa dalam merebut dan merayu talenta-talenta di dunia kreatif ini.

Masa depan ekonomi dunia berada di pundak orang-orang kreatif yang mampu menyulap pengetahuan dan kreativitas menjadi inovasi yang melahirkan mesin ekonomi yang luar biasa. Dan kota-kota dunia pun berlomba-lomba merayu orang-orang bertalenta ini. Atau diistilahkan oleh Richard Florida sebagai fenomena ‘global competition of talents.’ Itulah sebabnya Silicon Valley keluar sebagai pemenang. Itulah sebabnya kota-kota di Inggris dan Belanda beralih dari ekonomi berbasis industri menjadi ekonomi kreatif sebagai basis masa depan. Di Inggris mereka menghasilkan pergerakan ekonomi senilai 112 miliar Poundsterling. Di Singapura, tahun 2005 diluncurkan gerakan ekonomi kreatif dengan tema Design Singapore, Media 21 dan Rennaisance City 2.0.

Bagaimana dengan Indonesia?
Indonesia memiliki karateristik yang spesifik dan perlu perencanaan yang matang, agar dapat berperan aktif dalam era ekonomi kreatif, seperti:
  1. Pertanian
    Kondisi geografis yang sangat luas dan sumber daya alam yang melimpah tetap merupakan daya tarik dalam berinvestasi di bidang pertanian. Pergeseran orientasi ekonomi di dunia barat cenderung mengatakan era geografis telah usai di negara mereka. Itu bagi mereka. Menurut saya, itu belum sepenuhnya benar untuk Indonesia, walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa masa kejayaan Indonesia dalam bidang pertanian telah mulai meredup dan tersalip oleh negara ASEAN lainnya seperti Thailand dan Vietnam. Bila dilihat dalam statistik, luas lahan pertanian juga semakin susut dan arus urbanisasi tenaga kerja produktif pedesaan yang lebih tertarik bekerja di kota terus meningkat. Tetapi apakah ekonomi pertanian harus berlalu tanpa bekas? Bila kita renungkan, banyak sekali kesenian-kesenian tradisional, upacara adat, bahkan sampai hajatan pernikahan yang terkait erat dengan aktivitas pertanian (musim bercocok tanam sampai ke pasca panen memiliki makna religius dan sosial kemasyarakatan yang sangat unik). Desain alat pertanian yang genius, lagu-lagu tentang alam, sistem irigasi yang unik, semua adalah bentuk dari kearifan budaya tradisi pertanian yang mengakar sangat dalam pada masyarakat Indonesia, dan jejak itu tetap melekat secara budaya maupun perilaku, terpatri (embedded) di dalam DNA bangsa Indonesia.

  2. Industri
    Jumlah tenaga kerja yang sangat besar dan murah serta ketersediaan kawasan industri yang juga melimpah menjadi daya tarik negara-negara maju untuk merelokasi industrinya ke Indonesia. Indonesia juga belum sampai pada pencapaian efisiensi industri yang menggembirakan dikarenakan permasalahan energi yang belum sepenuhnya tertanggulangi dengan baik.

  3. Informasi
    Pendidikan tidak dapat dilepaskan dari informasi. Saat ini pemerintah masih terus berupaya meningkatkan taraf pendidikan rakyat Indonesia. Sekolah-sekolah Tinggi dan Kejuruan masih didominasi di kota-kota besar/Ibu kota provinsi. Dari sisi teknologi informasi, jumlah satuan daya sambung telepon dan penetrasi sambungan Internet masih akan terus berkembang karena saat ini masih sangat terkonsentrasi di Jawa dan wilayah Indonesia Bagian Barat.

  4. Kreatif
    Tanpa disadari, peradaban Indonesia dan warisan budayanya sangatlah tinggi dan telah berlangsung sejak berabad-abad yang silam. Bukti supremasi peradaban Indonesia bisa dilihat dari warisan produk budaya Indonesia seperti kecanggihan enjiniring pada Borobudur, teknik pembuatan kapal, bela diri tradisional, tari-tarian, alat musik, senjata tradisional, pengobatan tradisional, sandang, dan masih banyak lainnya.

Dibutuhkan upaya yang sitematis dan terencana dalam menyikapi keunikan yang dimiliki Indonesia ini. Yang harus dilakukan oleh Pemerintah Indonesia adalah mengenali warisan budayanya dan berpikir kreatif untuk pengembangannya dalam konteks masa depan.

Menurut Florida, tidak cukup bila swasta atau pemerintah berpikir bahwa dengan hanya membangun kawasan industri yang canggih maka akan segera tercipta suatu lingkungan yang kreatif. Dibutuhkan kemampuan untuk melihat penciptaan ekonomi dari beberapa sudut, seperti dari ekonomi itu sendiri, dari sisi teknologi dan dari sisi artistik & kreatif. Di setiap daerah yang memiliki tingkat ekonomi tinggi, terdapat karakter-karakter yang terdiri dari 3 komposisi: Talenta, Toleransi dan Teknologi.

  1. Talenta
    Orang-orang yang memiliki talenta memiliki penghasilan yang tinggi dari gagasan-gagasan kreatifnya. John Howkins menyebut mereka sebagai orang-orang yang hidup dari penciptaan gagasan dan mengeksploitasinya dengan berbagai cara.

  2. Toleransi
    Florida mengatakan bahwa saat ini lapangan pekerjaan akan tercipta di tempat-tempat di mana terdapat konsentrasi yang tinggi dari para pekerja kreatif, bukan kebalikannya. Mengapa? Mudah saja, orang-orang yang memiliki talenta tinggi memiliki daya tawar yang tinggi, mereka memiliki banyak alternatif karena permintaan tinggi. Bila mereka ditawari pekerjaan di daerah-daerah yang sepi dan membosankan, mereka cenderung akan menolak, maka yang lebih berkepentingan adalah user dari pekerja kreatif ini dan user akan mengalah, asalkan mereka mendapat SDM yang berkualitas. Apa hubungannya dengan Toleransi? Ini berkaitan dengan iklim keterbukaan. Bila suatu daerah memiliki tingkat toleransi yang tinggi terhadap gagasan-gagasan yang cerdas dan kontroversial, serta mendukung orang-orang yang berani berbeda, maka iklim penciptaan kreativitas dan inovasi akan semakin kondusif, karena pekerja kreatif dapat bebas mengekpresikan gagasannya. Termasuk dalam toleransi adalah kemudahan untuk memulai usaha baru dan ketersediaan kanal-kanal solusi finansial untuk mengembangkan bisnis.

  3. Teknologi
    Teknologi sudah menjadi keharusan dan berperan dalam mempercepat, meningkatkan kualitas dan mempermudah kegiatan bisnis dan bersosial. Teknologi menunjang produktivitas. Dengan demikian, kemudahan mengakses dan membeli teknologi, serta transfer teknologi adalah faktor penting dalam pembangunan ekonomi kreatif. Contoh dalam penggunaan perangkat lunak. Bagi negara berkembang seperti Indonesia, pembelian lisensi perangkat lunak adalah suatu kendala besar karena harga perangkat lunak di Jakarta masih relatif sama dengan harga di New York. Tentu dirasakan mahal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Biaya mengakses internet di Indonesia juga masih dirasakan terlalu tinggi dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Ini adalah faktor penghambat kelancaran lahirnya industri-industri baru.

Indonesia mempunyai banyak modal kreativitas, yang kurang hanya tidak mempunyai kemampuan untuk mengintegrasikannya. Untuk itu langkah-langkah yang dibutuhkan adalah: Mengenali apa yang kita miliki (jati diri bangsa serta potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia) dan menyusun langkah-langkah konstruktif, misalnya Menyusun Cetak Biru Ekonomi Kreatif Indonesia yang melibatkan seluruh stake holder, menggiatkan inisiatif (baik swasta maupun Pemerintah) untuk menciptakan tempat-tempat pengembangan talenta industri kreatif di daerah-daerah, dan menciptakan produk yang berbasis budaya berdasarkan prioritasnya, misalnya:

  • Pariwisata
  • Kerajinan
  • Gaya Hidup (spa, herbal, kuliner)
  • Furniture, dll

Sepatu kanvas


Goresan cat pada permukaan sepatu tak lagi dianggap sebagai tindakan iseng, namun justru melahirkan produk unik yang kini menjadi tren di kalangan anak muda.


Seni lukis telah berkembang. Kini tak hanya menggunakan kertas sebagai media goresan cat, namun juga sepatu. Sepatu kanvas lukis, sesuai dengan namanya, produk ini menjadikan sepatu sebagai media untuk melukis. Kemunculan sepatu kanvas lukis ini seakan memanjakan para fashionista yang berani tampil beda.


One and only in the world

Sepintas, tak ada yang berbeda dari bentuk sepatu ini dengan laiknya sepatu biasa. Namun coba perhatikan permukaannya, corak yang menghiasi sepatu ini bukan buatan pabrik, melainkan lukisan tangan. Dengan sejumput kreatifitas dari tangan-tangan berbakat, jadilah sepasang sepatu unik dengan goresan cat di seluruh permukaannya.

Menariknya, seringkali pengusaha sepatu kanvas lukis menjadikan slogan one and only in the world sebagai daya tarik bagi produk sepatunya. Lantaran dikerjakan dengan tangan, maka lukisan tiap sepatu tak ada yang sama persis. Maka, tak salah bila slogan tersebut disandangkan pada sepatu kanvas lukis yang selalu berbeda tiap pengerjaannya.

Berbagai corak dan warna yang tergores di permukaan sepatu ini telah memikat anak muda, terlebih para wanita. Seperti dituturkan Sari, seorang pengusaha sepatu kanvas lukis yang juga mahasiswa jurusan Kehutanan UGM, bahwa rata-rata penggemar sepatu kanvas lukis adalah mahasiswi. Ini tampak dari pembelinya yang kebanyakan wanita. Aku tertarik dengan sepatu ini karena kelihatan unik,” ungkap Ani sembari memilih-milih sepatu yang akan dibelinya.


Eksklusif

Meski tengah menjadi tren, namun sepatu kanvas lukis ini cukup sulit ditemui. Tengok saja, di outlet, butik, atau mall pun cukup sulit menjumpai sepatu unik ini. Hal ini lantas memberi kesan eksklusif pada sepatu kanvas lukis. Di Jogja, sepatu lukis mungkin hanya dapat ditemui di Sunday Morning UGM.

Untuk mendapatkan sepatu kanvas lukis ini, kebanyakan masih menggunakan sistem order. Peminat sepatu lukis dapat langsung memesan sepatu dengan lukisan yang diinginkan pada pengusaha. Kebanyakan orang pesan pada kami, seminggu sekitar 30 pesanan kami terima, tutur Sari.

Namun belakangan, sepatu kanvas lukis pun dapat dipesan secara online. Masalah harga, sepatu kanvas lukis dibandrol dengan kisaran 80 ribu hingga 130 ribu rupiah untuk sepasang sepatu. Tak terlalu mahal untuk tampilan yang unik dan menarik, bukan?

Katalog Produk

Katalog Produk: sepatu kanvas polos
sepatu kanvas polos
(Gambar)

www.sepatukanvaspolos.blogspot.com

Merk : PX Style
Budi Sutjiono
08122135110
08818254498
budisutjiono@gmail.com

Negara Asal:Indonesia
Katalog Produk: Sepatu Kanvas Polos
Sepatu Kanvas Polos
(Gambar)

Sepatu Kanvas Polos, warna putih.
Sebagai bahan untuk sepatu lukis.
Untuk melukis bisa digunakan Divina Acrylic.

Harga bersaing, pengiriman dalam wilayah Indonesia.

Negara Asal:Indonesia
Harga:please call
Katalog Produk: Cat akrilik Divina
Cat akrilik Divina
(Gambar)

Selain untuk melukis di kanvas Divina Acrylic bisa digunakan untuk:
Membuat Mural indoor dan outdoor.
Digunakan diatas kain, kaos.
Digunakan dengan menggunakan teknik airbrush.
Melukis diatas permukaan lainnya: clay, batu, kayu, kulit, kertas.

Packing 200ml harga @rp.30.000,-

Product pelengkap:
Nacryl: Berfungsi sebagai perekat dengan bahan dasar akrilik sehingga lebih kuat dan tahan....

Negara Asal:Indonesia
Harga:Rp. 30.000,-

Pensil

Pensil adalah alat tulis dan lukis yang awalnya terbuat dari grafit murni. Penulisan dilakukan dengan menggoreskan grafit tersebut ke atas media. Namun grafit murni cenderung mudah patah, terlalu lembut, memberikan efek kotor saat media bergesekan dengan tangan, dan mengotori tangan saat dipegang. Karena itu kemudian diciptakan campuran grafit dengan tanah liat agar komposisinya lebih keras. Selanjutnya komposisi campuran ini dibalut dengan kertas atau kayu.

Sejarah


Pensil bewarna

Penggunaan timbal dan grafit sudah dimulai sejak zaman Yunani. Keduanya memberikan efek goresan abu-abu, walaupun grafit sedikit lebih hitam. Grafit sangat jarang dipakai hingga kemudian pada tahun 1564 ditemukan kandungan grafit murni dalam jumlah besar di Borrowdale, sebuah lembah di Lake District, Inggris bagian utara. Meskipun kelihatan seperti batu bara, mineral tersebut tidak dapat terbakar, dan meninggalkan bekas berwarna hitam mengilap, serta mudah dihapus di atas permukaan yang bisa ditulisi. Pada masa ini istilah grafit masih disalahartikan dengan timah, timah hitam, dan plumbago, artinya "seperti timah" mengingat sifatnya yang hampir sama. Karena itu istilah lead pencil (pensil timah) masih digunakan sampai sekarang. Karena teksturnya berminyak, bongkahan dibungkus dengan kulit domba atau potongan kecil timah berbentuktongkat dibebat dengan tali. Tidak seorang pun tahu siapa yang mula-mula mempunyai ide untuk memasukkan timah hitam ke dalam wadah kayu, tetapi pada tahun 1560-an, pensil yang primitif sudah sampai di benua Eropa.

Tak lama kemudian, timah hitam ditambang dan diekspor untuk memenuhi permintaan para seniman; dan pada abad ke-17, bisa dikatakan timah hitam telah digunakan di mana-mana. Pada waktu yang sama, para pembuat pensil bereksperimen dengan timah hitam untuk menghasilkan alat tulis yang lebih baik. Karena murni serta mudah diekstrak, timah hitam dari Borrowdale menjadi incaran pencuri dan pedagang gelap. Untuk mengatasinya, Parlemen Inggris mengeluarkan undang-undang pada tahun 1752 yang menetapkan bahwa pencuri timah hitam bisa dipenjarakan atau dibuang ke suatu koloni narapidana.

Namun pada tahun 1779, seorang ahli kimia Carl W. Scheele meneliti dan menyimpulkan bahwa grafit memiliki sifat kimiawi yang jauh berbeda dengan timbal. Grafit adalah komposisi molekul karbon murni yang lunak. Akhirnya pada tahun 1789, ahli Geologi Jerman, Abraham G. Werner memberikan nama grafit, yang berasal dari perkataan Yunani graphein, yang berarti menulis. Jadi, isi pensil bukan timah.

Perkembangan Pensil

Selama bertahun-tahun, grafit Inggris memonopoli industri pembuatan pensil karena cukup murni untuk digunakan tanpa perlu diproses lagi. Karena grafit Eropa kurang bermutu, pabrik-pabrik pensil di sana bereksperimen dengan berbagai cara untuk memperbaiki isi pensil. Insinyur Prancis Nicolas-Jacques Conté mencampur bubuk grafit dengan tanah liat, membentuk campuran itu menjadi batang-batang, dan membakarnya dalam perapian. Dengan mengubah-ubah perbandingan grafit terhadap tanah liat, ia bisa membuat isi pensil yang menghasilkan berbagai gradasi warna hitam—proses yang digunakan sampai sekarang.

Pada abad ke-19, pembuatan pembuatan pensil menjadi bisnis besar. Grafit ditemukan di beberapa tempat, termasuk Siberia, Jerman, dan yang sekarang disebut Republik Ceko. Di Jerman dan kemudian di Amerika Serikat, sejumlah pabrik dibuka. Mekanisasi dan produksi massal menekan harga, dan pada awal abad ke-20, bahkan anak-anak sekolah menggunakan pensil.

Awalnya pensil grafit diberi balutan kertas yang dirobek sesuai keinginan pemakainya. Namun kemudian ditemukan cara lebih praktis dan efisien dengan menyelimuti seluruh batang grafit dengan dua bilah kayu yang ditoreh untuk menyediakan tempat bagi batang grafit dan kemudian disatukan.


Rautan pensil sebagai pelengkap alat tulis

Peraut mekanis mempermudah pengguna saat meraut pensil

Grafit murni mungkin lebih disukai seniman karena karakteristiknya yang lebih lugas. Namun untuk penggunaan sehari-hari, diperlukan grafit yang berkualitas lebih rendah agar lebih fleksibel. Pada tahun 1795, ahli kimia Perancis, Nicolas Jacques Conté, menemukan cara mencampur grafit dengan tanah liat agar dihasilkan pensil yang lebih baik dan praktis. Salah satu produk turunannya adalah pensil konte.

Pada 30 Maret 1858 Hymen Lipman dari Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat mematenkan pensil dengan ujung penghapus. Namun kemudian paten ini dibatalkan dengan alasan sebanenarnya tidak ada penemuan hal baru dari pensil tersebut. Peraut mekanik ditemukan pada tahun 1880 dan dengan cepat menjadi sangat populer.

Pemrosesan modern


Teknik pemberian selimut pensil

Pensil di era modern dibuat dengan menghancurkan grafit murni dan tanah liat menjadi bentuk bubuk. Campuran ini kemudian diberi air, dianginkan, dan kemudian dibakar selama tiga hari. Kemudian isi pensil yang telah dicetak menjadi bentuk yang panjang dan tipis dilapisi dengan kayu halus.

Awalnya pensil lebih banyak dibuat dalam bentuk persegi karena keterbatasan mesin produksi. Namun di era modern, lebih banyak ditemui bentuk bulat yang lebih nyaman digenggam. Meskipun demikian, tetap banyak yang menggemari bentuk pensil bersudut karena memberi pegangan yang lebih kuat dan mudah dikontrol saat menulis.

Karakteristik

Berbeda dengan pena, pensil cenderung memberikan kesan abu-abu dan warna yang lemah dan pecah dibandingan dengan pena yang memberikan warna yang padat dan tajam. Pensil juga lebih mudah dihapus dibandingkan pena.

Beberapa pensil disertai dengan penghapus untuk alasan kepraktisan. Pensil seperti ini sangat disukai pelajar. Namun kebanyakan seniman profesional yang mengutamakan mutu akan lebih menyukai pensil tanpa penghapus, mengingat penghapus ini diragukan mutunya dan frekuensi menghapus yang lebih besar akan membuat penghapus yang terlalu kecil akan cepat terbuang sia-sia.

Identitas


Dua batang pensil tanpa warna di bagian kayunya.

Pensil dibedakan menurut komposisi . Huruf B menginformasikan ketebalan (boldness), yang berarti kandungan grafitnya lebih banyak. Sementara huruf H menginformasikan kekerasan komposisi leadnya, yang berarti kandungan tanah liatnya lebih banyak. Pensil dengan tanda F berarti komposisinya sangat tepat untuk diraut hingga keruncingan maksimal. Sementara angka di depan huruf memperlihatkan tingkat ketebalan atau kekerasan komposisi suatu pensil. Misalnya 2H akan lebih keras daripada H, atau 2B akan lebih lembut dan tebal dibandingkan B. HB berarti pensil memiliki kedua sifat keras dan tebal.

Warna pensil memperlihatkan area produksinya. Pabrik-pabrik di Amerika Utara memberi warna kuning, Jerman dan Brasil memberi warna hijau. India dan beberapa wilayah Asia memberi warna hitam dan merah. Swiss memberi warna merah. Sedangkan Inggris memberi warna kuning dan hitam. Kebanyakan standardisasi warna ini diciptakan produsen Faber Castell. Namun banyak pula produsen yang tidak mengikuti standar ini.

Isu kesehatan


Pensil dermatograf

Pensil mekanis

Banyak sekali pengguna pensil yang tertipu dengan istilah lead pencil dan mengira bahwa jenis pensil ini mengandung bahan kimia beracun. Sebenarnya pensil timbal hanya mengandung grafit dan tanah liat, bahan alami persenyawaan karbon yang sama sekali tidak berbahaya bagi tubuh.

Namun dilaporkan beberapa kasus bekas tusukan pensil timbal terhadap kulit menyebabkan bekas kehitaman yang menetap bertahun-tahun.

Pensil Modern

Pensil sekarang adalah alat tuilis dan gambar yang canggih sekaligus serbaguna, yang setiap tahun diproduksi di seluruh dunia hingga milliaran batang. Pensil biasa dapat membuat garis sepanjang 60 kilometer dan menulis 45.000 kata. Isi pensil mekanis, yang tangkainya dari logam atau plastik, tidak perlu diraut. Sebagai ganti grafit, pensil berwarna berisi bahan pewarna dan pigmen dalam puluhan warna.

Penghapus

Penghapus (juga disebut setip) merupakan salah satu perlengkapan alat tulis yang merupakan karet lembut yang mampu menghilangkan tanda yang dihasilkan dengan karet.


Sebuah penghapus.

Penghapus kenyal seperti karet, dan seringkali bewarna putih atau hitam (walaupun ditemukan juga coklat atau merah jambu untuk memperindah penampilan sesuai pemanfaatan teknologi). Terdapat pensil yang dilengkapi dengan penghapus di ujungnya. Penghapus mahal mungkin mempunyai bahan vinyl atau plastik sebagai tambahan kepada karet.

Penghapus juga merujuk kepada penghapus pada papan tulis seperti papan hitam atau papan putih. Penghapus papan hitam tradisional merupakan blok kayu berbentuk persegi panjang yang dibuat dari kain berbahan wol.


Sejarah

Pada tahun 1770, pakar sains Joseph Priestley menyatakan, "Saya telah melihat bahan yang amat sesuai untuk digunakan bagi menghilangkan tanda arang pensil pada kertas." Di seluruh Eropa pada saat itu, tulisan pensil dihapus dari kertas dengan menggunakan kubus-kubus kecil yang terbuat dari karet. Kubus-kubus kecil ini masih digunakan untuk tujuan ini di Inggris dan Australia.

Juga pada tahun 1770, Edward Naime, insinyur Inggris, disebut sebagai pencipta penghapus karet pertama. Sebelum penggunaan karet, serbuk roti digunakan sebagai penghapus. Naime berkata bahwa dia salah mengambil kepingan karet dan bukannya serbuk roti, dan menemukan ciri-ciri menghapus dari karet, dan mulai menjual penghapus karet.

Bagaimanapun juga, karet dalam bentuk mentah sulit disimpan, kerana ia mudah dan akan rusak. Pada tahun 1839, Charles Goodyear, seorang penemu, menemukan proses vulkanisasi, kaedah yang merawat karet dan menjadikannya bahan yang tahan lama. Penghapus menjadi benda yang umum dengan perkembangan karet yang divulkanisasi.

Pada tahun 1858, Hyman Lipman dari Philadelphia, Pennsylvania, AS, menerima paten pertama untuk pelekatan penghapus pada ujung pensil. Paten itu kemudian dibatalkan karena ditetapkan bahwa hal tersebut hanya merupakan gabungan dua peralatan dan bukannya produk baru sepenuhnya.


Jenis

Jenis yang sering terdapat pada pensil biasanya bewarna merah muda atau merah dengan karakteristik mudah lengket. Jenis ini cukup baik untuk menghapus kebanyakan tulisan pensil, walaupun ia cenderung mengotori dan merusak kertas jika terlalu sering digunakan. Selain itu banyak sisa karet yang harus dibersihkan. Sisa ini sering mengotori kertas jika dibiarkan menempel.

Jenis yang populer di kalangan seniman adalah penghapus art gum, yang dibuat dari karet bertekstur kasar yang lembut. Jenis ini cocok untuk menghapus kawasan yang luas dalam satu sapuan tanpa merusak kertas. Tetapi penghapus ini meninggalkan banyak sisa penghapus dan tidak begitu akurat. Pemakaian terlalu banyak hanya menghasilkan warna kekuningan di kertas. Penghapus art gum biasanya berwarna gelap atau kecokelat-cokelatan.


Penghapus uli yang mudah dibentuk, akurat, dan tidak meninggalkan kotoran

Penghapus uli, lebih dikenal dalam Bahasa Inggris sebagai kneaded eraser, juga digemari di kalangan seniman. Penghapus jenis ini dibuat dari bahan kelabu dan menyerupai adonan atau lem. Kelebihannya adalah tidak meninggalkan sisa penghapus sehingga tahan lebih lama dibanding penghapus lain. Partikel grafit dan tanah liat ditarik oleh adonan karet sehingga lebih akurat dan tidak meninggalkan bekas apapun. Penghapus ini banyak digunakan untuk memberi efek kilap atau percikan air. Kelemahannya adalah sedikit rasa lengket di tangan dan mudah meleleh di suhu tinggi.

Penghapus vinyl lembut mempunyai tekstur seperti plastik dan ciri-ciri menghapus yang mirip dengan penghapus karet biasa. Hanya saja sedikit lebih lembut dan kuat, dan dengan itu tidak mudah merusak kertas dan nyaman digunakan. Penghapus vinyl biasanya putih dan mudah terlihat kotor jika disentuh.

Kegunaan lain


Sketsa dengan mengutamakan teknik menghapus goresan pensil.

Walaupun manfaat yang utama dari penghapus adalah menghilangkan bekas goresan, namun oleh seniman profesional, penghapus juga dimanfaatkan dengan teknik tertentu. Misalnya memberi kesan kilau dengan menggunakan mal penghapus atau efek smudge jika digores lembut.

Penghapus uli bisa dimanfaatkan untuk memberi efek seperti butiran air dengan membentuknya menjadi butiran dan menempelkan langsung ke bagian yang sudah diwarnai.

Skets Anatomi tubuh manusia

Senin, 01 Juni 2009


Gambar diatas adalah gambar sktesa mata pada manusia pad komik manga. Berbagai ekspresi mata dari berbagai jenis mata yang terdapat pada komik manga.
Contoh gambar bagian tangan dan kaki manusia dengan berbagai pose yang mungkin dilakukan oleh tangan dan kaki.

Contoh-contoh dari ekspresi wajah manusia. Ekspresi senang, tersenyum, marah, terkejut, tenang, dan lain-lain.Teknik menggambar sketsa anatomi manusia. Di atas adalah contoh gambar-gambar sketsa manusia dalam berbagai pose.